Minggu, 13 Februari 2011

Asal Muasal kata Bajingan

Pernahkah anda  mendengar kata makian "bajingan" yang sering terlontar dari mulut orang-orang yang lagi marah, berkelahi, atau frustasi. Jika ya, apakah agan-agan sekalian tahu arti asli dari "bajingan" itu sendiri??
Bajingan adalah sebuah istilah yang muncul di tanah Jawa untuk menunjuk seorang pengendara gerobak sapi. Dalam salah satu novel triloginya Ahmad Tohari, Ronggeng Dukuh Paruk, istilah ini akan sering kita temui. Lantas kenapa istilah badjingan kemudian bergeser menjadi sebuah kata makian, padahal kata itu adalah merujuk sebuah profesi seseorang.

Usut punya usut, katanya sih begini ceritanya:
Dahulu kala pada tahun 1940an, didaerah Notog - Banyumas, sarana transportasi sangat sulit untuk ditemui. Masyarakat yang ingin berkegiatan di kota seperti berdagang, atau hanya nebeng biasanya menggunakan jasa gerobak sapi.
Waktu itu, bajingan merupakan satu-satunya transportasi yang bisa diandalkan oleh masyarakat pinggiran untuk membawa mereka ke kota, selain berjalan kaki tentunya.
Namun, kedatangan bajingan ini tidak tentu, kadang bisa siang hari, pagi hari, bahkan tengah malam. Karena ketidakpastian waktu tersebut, masyarakat yang ingin nebeng, jika tidak beruntung ya bisa berjam-jam menunggu itu bajingan.
Nah, muncullah sebuah kalimat umpatan yakni "Bajingan suwe temen sih tekane!" yang artinya : Bajingan lama banget sih datangnya. Dari situ bajingan mengalami pergeseran makna menjadi kata umpatan.
Dahulu pun, umpatan bajingan hanya digunakan sebagai analogi atas keterlambatan sesuatu atau seseorang, misalnya "Sekang ngendi bae koe, suwe temen sih kaya bajingan" yang artinya : Darimana aja kamu, lama benar kayak bajingan.
Namun, pada masa sekarang bajingan menjadi kata umpatan yang lebih umum dan tidak merujuk pada kekesalan mengenai keterlambatan atas sesuatu.

Bajingan yang dimaksud disini  adalah kata yang berdiri sebagai sebuah kata utuh, tidak memiliki imbuhan apapun. Nah, jika bajingan yang biasa disebut binatang itu, berasal dari kata "Bajing" yang dibubuhi akhiran "an", yang merubahnya dari kata benda menjadi kata sifat. Jadi, bajing-an berarti kelakuannya seperti bajing.
Ini bisa kita temukan di daerah utara Jawa Tengah, yang sering menggunakan kata Bajingan sebagai makian kepada seseorang yang meresahkan semacam maling, preman, bromocorah, anak nakal, dlsb

sumber:
kaskus.us & http://padhang-mbulan.blogspot.com/2005/12/bajingan-germo-sontoloyo.html
dengan berbagai perubahan ;D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar